yang terlahir



Bagi mereka, yang telah menjalin hubungan sekian lamanya dengan dia yang mereka cintai dan mereka rawat. Selama beberapa hari, bulan, bahkan tahun, menunggu kau datang, hadir dan tumbuh di dunia di mana aku berada. Bersama-sama menciptakan memori yang takkan terlupa, saling mencintai dan memperhatikan. Mengakui, merawat adalah perkara nan tak mudah, tapi aku tetap pada pendirianku, yaitu untuk menjaga dan mencintaimu.


Menggenggam lembut tangan mungilmu yang mahir berubah haluan, tanpa memaksa dan merusak. Melihat kecantikan yang kau tunjukkan, kumengaguminya. Nampak nian pipi meronamu yang menggemaskan, warna cerah yang kau pancarkan, serta keanggunanmu yang melebihi apapun. Mataku diselimuti oleh pemandangan terindah yang pernah kulihat.


Sebentar kuambil potret kita berdua, agar memori ini tidak rusak dan usang nantinya. Mengaguminya sekali lagi sebelum aku membiarkanmu untuk beristirahat, membiarkan kecantikanmu tumbuh dan berkembang agar kau semakin tenar nantinya.


Aku pun kembali ke kasurku dan mulai menutup mata, namun masih terpikir olehku akan kau. Tak sabar akan pertemuan hari esok, mengisi detik-menit-jamku denganmu.


Sungguh pun aku mencintai dan merawatmu, menjagamu dari gangguan-gangguan ini dan itu. Sebangunnya daku, juga hasratku padamu. Kembali kita bersama, mengisi tiap detiknya dengan senang dan keringat. Aku tidak apa-apa. Sungguh. Aku ingin masamu adalah keriaan. Tapi, bukan berarti aku melarangmu untuk ke luar sana. TIDAK. Merdekalah kamu untuk isikan dengan memori dan berbagai pengetahuan supaya kamu tidak menyesal dan bersedih seperti aku.


Mainkan permainanmu, jangan pandang aku. Belajarlah di sana, kembangkanlah talenta yang ada padamu. Sayangku, aku tak bisa menjanjikan sesuatu padamu, yang ingin kulakukan adalah berusaha serta merawat dan mencintaimu. Aku tidak ingin kau terlalu percaya pada sesamamu. Mereka bisa menjatuhkanmu. Biar kita lewati sama-sama.


Sekali lagi, aku ambil potret kita di mana kau sudah tumbuh dari masa kecilmu. Aku semakin takut melihatmu tumbuh dan berkembang, tapi aku juga senang dengan apa yang terjadi.


Saat di mana kau akan berguna bagi siapapun dan apapun. Saat di mana kau mulai menerangi bumi ini dengan warnamu. Saat di mana kau mulai beraksi untuk kau mempertahankan diri sendirian.



"Pilihan bukan lagi ada padaku, tapi padamu"



Melihat kau yang sudah dewasa dan mampu untuk menguasai dirimu. Melihat tanganmu yang tidak lagi kecil bagiku. Melihat pipimu yang tidak lagi merona di mataku. Melihat bahwa semuanya berubah dan aku harus menerimanya. Kau bukan lagi bayi kecilku. Bukan lagi yang menangis bila jatuh atau mengalami perkara sulit. Bukan lagi yang kuangkat di atas kedua bahuku.



.......
.......


tiap tahun tidak hanya membuat orang lain mengetahui perubahan yang terjadi padamu, tapi juga pertambahan umurmu. tiap tahun dan tiap tahunnya...


Saat di mana aku lihat kau melompat kegirangan dan berhasil. Saat di mana aku lihat goyanganmu yang semakin sejuk saat melihatnya. Adalah saat di mana, semua yang terlahir memainkan perannya masing-masing.










Nanda Dega



0 komentar:

Posting Komentar